Selasa, 20 Mei 2008

Sebuah Ikatan yang Dinamakan Cinta

Diambil dari renungan sebelum pelajaran di sekolah, diangkat oleh guru agama kelas X-XII, Br. Mungsi, O.Carm di tahun ajaran 2005-2006 (lupa tanggalnya)

Sepasang suami-istri suatu malam melakukan perbincangan kecil-kecilan

Sang istri berkata, "Sayang, tidak terasa kita sudah menikah beberapa tahun.Saat aku baca dari sebuah tabloid, ternyata ada cara yang cukup efektif untuk menguatkan hubungan kita!"

Sang suami pun menanggapinya, katanya, "Apa itu?"

"Masing-masing dari kita, pergi ke salah satu ruangan di rumah ini, tidak boleh bertatap muka atau satu ruang, dan menuliskan setiap kekurangan pasangannya. Jadi, aku menuliskan kekuranganmu, dan sebaliknya. Bagaimana?"

"Hm.. Oke!"

Mereka pun segera melakukan kegiatan itu. Beberapa saat kemudian, keduanya selesai mengerjakannya.

Keduanya menukarkan kedua catatan mereka.

Sang suami membaca kertas dari sang istri. Dia mendapati cukup banyak tulisan tentang dirinya. sebaliknya, sang istri tidak menemukan satu goresan apa pun dari kertas yang ia terima.

Sang istri pun heran, dan berkata, "Sayang, kenapa kertas ini kosong? 'Kan perjanjiannya, kita menuliskan setiap kekurangan dari kita?"

Sang suami pun menjawab, "Aku tidak melihat suatu kekurangan apa pun dari dalam dirimu. Aku menerimamu apa adanya. Engkau sangat sempurna di mataku, sehingga aku tidak ragu untuk memilihmu sebagai pasangan hidupku..."

Sebuah pertanyaan kecil dari saya, apakah saya, Anda, kita sudah mencintai pasangan kita dengan tak bercela?

Mari direnungkan!

4 komentar:

ketsi mengatakan...

haduh bob. ini suaminya bohong abis. gw tau bgt. gombal! hahaha.

Midnight Blue mengatakan...

Hahaha...

namanya juga renungan.

ini patut direnungkan juga :D

astrid marcella mengatakan...

Hoho.. stuju2,, critanya gombal tp bagus kok.. bgs buat refleksi diri =)
good job.

Midnight Blue mengatakan...

wakakaka,
paling ga lumayan buat refleksi diri orang2 yg skian taun berumah tangga n berpacaran. wekekeke...

cukup provokatif sih :p